Digitalisasi Percepat Pemulihan UMKM dan Ekonomi Nasional

Digitalisasi menjadi keharusan bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk menjaga keberlangsungan usaha dan daya saing. Terlebih di tengah pandemi Covid-19, pemasaran produk lewat digital menjadi pilihan dan kebutuhan seiring dengan adanya pembatasan sosial masyarakat. Oleh karena itu, Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM mendorong pelaku UMKM untuk segera go digital.

Kemenkop UKM meyakini ekosistem digital mendorong percepatan pemulihan ekonomi UMKM dan nasional. “Pemerintah, BUMN, dan usaha skala besar perlu bersinergi dalam membentuk ekosistem UMKM. Dalam meningkatkan kapasitas usaha UMKM, maka pemerintah melaksanakan program inkubasi bisnis yang berupa pelatihan, pendampingan dan bermitra dengan perguruan tinggi, startup, aggregator, dan organisasi inkubator bisnis lainnya. Pengembangan program pendampingan ini bekerjasama dengan inkubator bisnis perguruan tinggi dan swasta,”kata Tetan dalam sebuah diskusi webinar di Jakarta, Selasa (26/10).

Disampaikannya, saat ini jumlah UMKM yang terhubung ke ekosistem digital terus tumbuh atau mencapai 15,9 juta unit, dibandingkan dengan 8 juta unit sebelum Maret 2020. Kemenkop UKM sendiri menargetkan 30 juta UMKM dapat terhubung ke dalam platform digital di 2024. Pasalnya, dengan terhubung ke ekosistem digital akan menjadi salah satu peluang bagi UMKM untuk tumbuh ekspansif.

Teten menjelaskan, transformasi digital menjadi kunci pemulihan ekonomi nasional. Ekonomi digital Indonesia akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara pada 2025. Laporan Google dan Temasek mengestimasikan nilai ekonomi digital Indonesia bakal mencapai 124 miliar di 2025, lebih tinggi dari nilai ekonomi digital pada 2020 yang senilai US$ 44 miliar atau setara Rp 638 triliun.

Maka melihat besarnya potensi ekonomi digital di Indonesia, Teten mendorong UMKM untuk mengakselerasi digitalisasi guna mempercepat pemulihan akibat dampak pandemi. Hal senada juga disampaikan Ketua Umum Asosiasi Industri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Indonesia (Akumandiri), Hermawati Setyorini, tranformasi dan digitalisasi UMKM menjadi keniscayaan untuk meningkatkan kualitas produk dan memperluas pasar ke pasar domestik serta luar negeri.

UMKM yang berperan besar sebagai solusi perekonomian perlu diperkuat keberadaannya. “Berbagai kesulitan dan hambatan yang dihadapai UMKM harus dipecahkan. Karena berbagai keterbatasan yang dimiliki, maka UMKM akan kesulitan menyelesaikan segala permasalahannya sendiri. Untuk mengembangkan UMKM bukan hanya dengan penguatan modal, namun perlu dibangkitkan rasa percaya dirinya, supaya muncul aneka kreativitas dan inovasi,” tutur Hermawati.

Menurutnya, beragam cara kolaborasi berpeluang mengakselerasi ini, diantaranya membuka jaringan kepada generasi milenial terutama mahasiswa untuk terlibat dalam pendampingan UMKM dan pendampingan berkelanjutan untuk Membuka pola pikir UMKM tentang kemungkinan hal hal baru yang belum pernah dilakukan. Secara tidak langsung hal ini akan meningkatkan daya saing UMKM,” sebutnya.Harapannya melalui kerja sama ini dapat membantu UMKM untuk terus berkembang dan berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi nasional. “Akumandiri melakukan pendampingan kepada UMKM di masa pandemi untuk menaikkan skala usaha mereka, ada beberapa yang sudah masuk e-commerce dan mengekspor produknya” ucap Hermawati.

Temmy Satya Permana, Asisten Deputi Pembiayaan UKM di Kemenkop UMKM menambahkan, UMKM yang mampu bertahan adalah yang bertransformasi ke online dari konvesional. Merujuk data Kemenkop UMKM, Temmy menjabarkan program transformasi untuk UMKM, antara lain transformasi UMKM ke sektor formal, transformasi digital, modernisasi koperasi, transformasi rantai nilai (value chain).

Adapun, program transformasi di 2021, menurut Temmy, adalah program 100 koperasi modern, transformasi usaha informal ke formal untuk 2,5 juta unit ultra mikro(UMi), memacu kontribusi ekspor UKM sebesar 15,26%, meningkatkan rasio kewirausahaan 3,55%, penyaluran dana bergulir kepada koperasi dan UKM strategis serta pengembangan SMESCO hub di Indonesia Timur. (Ahmad Nabhani – neraca.co.id)