Asosiasi IUMKM Bali Naungi Pengusaha, Jembatani Akses Permodalan

DENPASAR – Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM) di Bali, diharapkan akan lebih tumbuh signifikan.

Hanya saja, pentingnya empat pilar pengembangan industri harus diperhatikan.

Itu menyangkut persoalan produk, financial, governance, dan pasar untuk mempermudah jalannya usaha.

Hal inilah yang kemudian membuat Industri UMKM membentuk ‎asosiasi untuk menaungi para pengusaha kecil hingga menegah.

Ketua Asosiasi Industri Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Indonesia (IUMKM) DPW Bali, Ni Made Herry Erika Sedana menyatakan, pelaku bisnis harus mempunyai kekuatan akan banyak hal.

Antara lain, produk, financial, governance, dan pasar.

Asosiasi ini menargetkan para anggotanya mengerti kekuatan produk, financial governance, sertaperkembangan pasar.

“Kami akan gembleng para anggota dalam berbagai pelatihan. Ini untuk menjembatani mereka ke pasar dan akses permodalan,” katanya, usai dilantik sebagai ketua DPW Bali Asosiasi IUMKM oleh Hermawati Setyorinny, Ketua Umum Asosiasi IUMKM Indonesia di Kuta, Badung (23/5/2017).

Selanjutnya, asosiasi IUMKM akan menjembatani akses permodalan dalam KUR yang diprogram oleh pemerintah.

“Pada triwulan pertama pembentukan asosiasi, kami akan menjembatani sekitar 100 penggiat usaha,” sambungnya.

Hingga saat ini, pihaknya mengaku bahwa pasar untuk distribusi ‎produk cukup ramai baik untuk pasar dalam negeri dan luar negeri.

Hanya saja, dengan berkembang pasar online, pihaknya masih belum berani untuk melanjutkan ke arah distribusi online.

Namun, akan tetap menjadi topik bahasan ke depannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *