Akumandiri Yogyakarta Mengadakan Kursus Gratis Ketrampilan Anyaman Berbahan Baku Enceng Gondok untuk Masyarakat Umum
Akumandiri Yogyakarta mengadakan program kursus gratis ketrampilan anyaman enceng gondok berupa keranjang. Program ini terbuka untuk umum, dan telah dilaksanakan selama 5 hari, pada tanggal 8 November sd. 12 November 2021 yang lalu. Terdapat 15 orang peserta yang mendaftar kursus, dari berbagai wilayah di Yogyakarta.
Program ini adalah kolaborasi Akumandiri Yogyakarta dan PT Homeware International Indonesia, sebuah perusahaan eksportir kerajinan dengan pasar Asia, Amerika Serikat dan Eropa. Karena permintaan pasar ekspor keranjang berbahan dasar enceng gondok yang sangat besar, PT Homeware menyerap seluas-luasnya barang produksi berupa keranjang enceng gondok dari para pengrajin. Tentu saja dengan spesifikasi yang diminta oleh pasar ekspor. Saat ini, PT Homeware masih terus mencari pengrajin yang dapat memproduksi keranjang enceng gondok.
Atas dasar itulah, Akumandiri Yogyakarta mengadakan pelatihan menganyam produk keranjang, dengan bahan dasar enceng gondok untuk masyarakat umum yang berminat. Mereka dilatih hingga bisa dan mahir memproduksi keranjang enceng gondok, dan hasilnya siap untuk diserap oleh PT Homeware.
Pada pembukaan pelatihan, hadir Ketua DPW Akumandiri Yogyakarta, Bpk Y. Triagung Pujiantoro, dan hadir pula dari pihak PT Homeware Bpk. Nuryadi dan Bpk. Ikhwan. Bapak Triagung mengatakan bahwa diharapkan program seperti ini dapat mengangkat harkat kehidupan para peserta. Program ini adalah perwujudan dari program pemdampingan dari hulu hingga ke hilir. Jadi peserta tidak hanya sekedar diajarkan bagaimana memproduksi barang kerajinan, namun juga di bagian hilir sudah tersedia pasar yang akan menyerap hasil produksi dari calon-calon pengrajin ini.
Pernyataan ini juga diperkuat oleh Bpk Ikhwan, dimana PT Homeware telah mendapatkan permintaan keranjang enceng gondok dari pasar Amerika hingga akhir tahun 2022 yang akan datang, dengan total pesanan lebih dari 24.000 pcs keranjang. Sedangkan suplai barang dari para pengrajin yang sudah eksis, masih kurang untuk memenuhi permintaan tersebut. Ini membuka peluang bagi pengrajin-pengrajin baru, untuk memulai usaha, tidak hanya sebagai pengrajin saja bahkan bisa membuat kelompok pengrajin-pengrajin baru di wilayahnya.